Pelajaran Dihalte Bus



Saat itu aku sedang pergi jalan-jalan dengan sepeda motorku untuk keliling kota jogja, cuaca yang panas pada saat itu tiba-tiba turun hujan. awalnya cuma gerimis dikit-dikit tapi lama-lama hujannya sangat deras, aku pun bergegas pulang.  karena hujan yang terlalu deras  akhirnya aku memutuskan untuk berteduh dihalte dekat tugu yang kondisinya sudah rusak, atapnya banyak bolong-bolongnya. aku heran  cuaca begitu cepat berubah saat ini, mungkin ini dampak dari pemanasan global.

Dihalte tersebut aku melihat dua orang yang sedang berteduh juga. Aku duduk ditengah, sebelah kiriku seorang wanita parubaya dan kananku seorang pria parubaya. Aku melihat wanita tadi memegang gelas plastik bekas tanpa memakai alas kaki.

" jam berapa sekarang mas ?  jam 3 kurang bu", jawabku. Aku coba untuk memulai percakapan, "rumahnya dimana bu ? di magelang mas, tadi mau pulang nanya-nanya dulu soalnya agak sedikit lupa". aku bertanya lagi "naik apa bu emangnya ? jalan kaki mas, setiap pagi ya saya kerja mas,  setelah ngurus suami sama cucu pagi-pagi saya berangkat kerja mas, sorenya saya pulng mas,. kemudian ibu cerita tentang keluarganya. "anak saya mas, kasihan ditinggalin suami yang kabur dengan cewek lain  saat masih hamil tua mas. suami anak saya ya cukup ganteng mas. dia kerja disalah satu showroom mobil, nah yang punya itu cewek mas, dia kepincut sama cewek itu mas". kasian ibu ini pikirku. Yang membuat saya cukup kaget saat dia bilang "dulu saya gak begini mas kerjaannya, dulu saya punya mobil juga mas. kemana-mana naik mobil sendiri. tapi semuanya berubah saat suami saya sakit, sakitnya cukup parah dan biaya rumah sakitnya pun mahal. akhirnya utang sana-sini." aku melihat perbedaan mimik muka yang terjadi saat ibu tadi bercerita. kemudian ibu tadi melanjutkan. " saya gak bisa bayar utangnya mas, akhirnya mobilnya dan yang saya punya dijual buat bayat utang, ya akhirnya saya begini mas ". akupun hanya bisa diam dan mendengarkan saja.

hujan pun sedikit mereda. sepertinya ibu tadi akan pergi, dia berdiri kemudian memakai jas hujan dari plastik yang biasa. hatiku mulai gelisah, aku ingin membantu ibu tadi,  karena aku tau pasti pekerjaan yang dilakukan ibu tadi. dengan modal gelas plastik ditangannya. aku ingat-ingat lagi didompetku ada uang, aku ingin berikan pada ibu, tapi aku ragu nanti dikiranya malah menghina atau gimana. aku urungkan niatku.

"mari mas',. sambil membenarkan barang bawaannya. "iyaa bu," jawabku. akhirnya ibu tadi pergi, aku masih melihat terus sampai sudah tidak kelihatan lagi. Aku sempat berpikir, bahasa indonesia yang digunakan ibu tadi benar-benar fasih, lancar.. Jarang orang biasa bahasanya begitu lancar. hmm..

aku masi menunggu hujan sampai benar-benar berhenti, kemudian pergi pulang.

 

Pelajaran yang dapat dipetik, kekayaan sebuah titipan yang dapat diambil kapanpun oleh Allah. gunakan titipan itu sebaik mungkin.

Anda membaca artikel Pelajaran Dihalte Bus dan anda bisa menemukan Anchor Text artikel dengan url https://bloggerangkringan.blogspot.com/2012/06/pelajaran-dihalte-bus.html.


Backlink here..

Description: Pelajaran Dihalte Bus Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Pelajaran Dihalte Bus


Shares News - 21.29


Share your views...

4 Respones to "Pelajaran Dihalte Bus"

han mengatakan...

kita tahu itu titipan tapi kita kadang merasa keberatan kalo suatu saat titipan itu diambil olah yg menitip


3 Juni 2012 pukul 17.54
N.E. Afriandika mengatakan...

mari belajar untuk iklas sob... :D


4 Juni 2012 pukul 02.37
dwiky fauzan mengatakan...

cerita yang bagus gan..
beber kata agan, kekayaan hanya sebuah titipan..
hehehe...


4 Juni 2012 pukul 18.07
N.E. Afriandika mengatakan...

siap gak siap harus siap klo diambil gan.. :)


6 Juni 2012 pukul 04.28

Posting Komentar